BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ginjal
merupakan organ terpenting bagi kehidupan manusia . tanpa ginjal kita tidak
akan dapat melakukan sekresi urine. banyak orang yang sering melalaikan fungsi
kerja organ ini. dengan tidak menjaga kesehatan, pola hidup yang tidak teratur,
jarang minum dsb. dari hasil penelitian banyak orang dewasa yang terkena gagal
ginjal kronik. oleh karena itu kita dari sekarang harus sadar akan menjaga
kesehatan organ kita, terutama ginjal.
TB yang menyerang ginjal dapat disebut TB
RENAl. Setelah tuberkulosis paru, saluran
ginjal merupakan lokal infeksi yang paling sering, biasanya disebabkan
penyebaran hematogen baik dari tuberkulosis paru maupun tulang. Setiap bagian
dari saluran ginjal dapat terkena. Sekitar 15% dari individu dengan
tuberkulosis paru aktif akan mengalami tuberkulosis ginjal.
B. Rumusan masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan TB Renal?
2.
Bagaimana patofisiologi dari penyakit Tb Renal?
3.
Bagaimana manifestasi klinis TB Rena?
4.
Bagaimana gambaran radiologi TB Renal?
5.
Bagaimana
penatalaksanaan dan pengobatan TB renal?
6.
Bagaimana
ASKEP dari penyakit TB Renal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi TB Renal
2. Untuk mengetahui patofisiologi TB
Renal
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis
TB renal
4. Untuk mengetahui gambaran radilogi
TB Renal
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan
dari penyakit TB Rrnal
6. Untuk mengetahui ASKEP Tb Renal
BAB II
PEMBAHASAN
(KONSEP MEDIS)
A. DEVINISI TB RENAL
TB yang menyerang ginjal dapat disebut TB
RENAl. Setelah tuberkulosis paru, saluran
ginjal merupakan lokal infeksi yang paling sering, biasanya disebabkan
penyebaran hematogen baik dari tuberkulosis paru maupun tulang. Setiap bagian
dari saluran ginjal dapat terkena. Sekitar 15% dari individu dengan
tuberkulosis paru aktif akan mengalami tuberkulosis ginjal.
B. Anatomi fisiologi ginjal
Setiap manusia
memiliki saluran kemih yang terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan
urine, dan berbagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urine
keluar tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang
terletak dibagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium, didepan dua
iga terakhir, dan tiga otot besar tranversum abdominis, kuadratus tumborum,dan
psoas mayor.ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung disebelah
posterior dilindungi oleh iga, dianterior dilindungi oleh bantalan usus yang
tebal. 9 Price, 2005:867-868)
Pada orang
dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci),
lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 10
gram. Perbedaan panjang dari kutub kekutub kedua ginjal (dibandingkan dengan
pasangannya) yang lebih dari 1,5 cm (0,6 inci)
Ureter merupakan saluran yang panjangnya
sekitar 10 sampai 12 inci (25 hingga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai
vesika urinaria. Fungsi satu-satunya ureter adalah menyalurkan kevesika
urinaria.
Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang
dapat mengempis, terletak dibelakan simpisis pubis vesika urinaria mempunyai 2
muara: dua dari ureter dan satu menuju uretra. Dua fungsi vesika urinaria
adalah sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh dan
berfungsi mendorong urine keluar tubuh (dibantu oleh uretra).
Uretra adalah saluran kecil yang dapat
mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai keluar tubuh. (Price, 2005:
867-869).
Didalam nefron
terjadi pembentukan urine yang terdiri dari 3 tahap yaitu, filtrasi glomerulus,
reabsorpsitubulus dan sekresi tubulus
C. PATOFISIOLOGI
Pada awalnya, bagian ginjal yang
terinfeksi adalah korteks dan medulla renalis. Kerusakan jaringannya bersifat
progresif. Infeksi dapat menyebar melalui mukosa ke saluran kemih. Infeksi
pada ureter dapat menyebabkan striktur. Striktur akan menyebabkan obstruksi.
Suplai darah pada jaringan ginjal dapat terganggu karena kerusakan jaringan
oleh gumpalan tuberkel. Terganggunya suplai darah dapat menyebabkan iskemia.
TB ekstra paru dapat menular, tapi
penularannya tidak seperti TB paru yang melalui kontak langsung lewat udara
yang tercemar bakteri tuberkulosis. TB ekstra paru menular melalui darah dan
cairan tubuh yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan terjadi
melalui transfusi darah.
Tuberkulosis
ginjal disebabkan oleh arganisme microbakterium tuberculosis. Organism ini biasanya berjalan dari Paru
melalaui aliran Darah ke Ginjal. Mikroorganisme kemudian menjadi dorman di
Ginjal selama bertahun-tahun. Proses tuberculosis biasanya dimulai dari
Glomelurus dan kemudian menyebar keseluruh nefron menyebabkan duktus renal
progresif. Ketika piala ginjal terinfeksi, organism menyebar ke bawah kekandung
kemih dan pada pria juga menginfeksi prostat, epididimis dan testis.(brunner
dan suddarth) buku KBM.
D. MANIFESTASI
KLINIS
Gejala
tuberculosis renal adalah :
1. Biasanya disertai Sedikit demam
disore hari
2. Kehilangan berat badan
3. Keringat malam
4. Nafsu makan hilang
5. Malaise umum
6. Anorexia
7. Pasien juga dapat mengalami
hematuria.
8. Piuria
9. Nyeri
10. Disuria
11. Sering berkemih
E. GAMBARAN
RADIOLOGI
Pemeriksaan
film dada harus dilakukan untuk menyingkirkan tuberkulosis paru. Film polos
abdomen dapat memperlihatkan kalsifikasi ginjal, vesika seminalis, atau vas
deferens. Kalsifikasi terlihat sebagai intensitas yang bervariasi dengan
kisaran dari beberapa bintik-bintik kecil hingga daerah-daerah yang sangat
padat pada kasus-kasus lanjut.Disorganisasi
ginjal yang besar dapat menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
Pada PVI, pada Ginjal dapat ditemukan deformitas pada
calyces, striktur, pembentukan kavitas yang
ireguler, dan jaringan parut pada parenkim ginjal.
Gb. Kiri : Tuberkulosis ginjal yang menunjukkan
kalsifikasi yang kasar Kanan :menunjukkan dilatasi calyces dan ureter
akibat striktur ureter
|
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan penanganan adalah untuk membunuh organisme
pengganggu. Kombinasi ethambutol, isoniazit dan rifampin digunakan untuk
memperlambat munculnya organism resisten. Kemoterapi jangka pendek ( 4 bulan )
terbukti efektif dalam mebunuh organisme dari penetrasi kejaringan renal.
ü Terapi
Tuberkulosis ginjal merupakan tuberkulosis ekstra paru kategori
berat, maka penatalaksanaan OAT termasuk dalam kategori I yaitu minimal 4
macam obat pada 2 bulan pertama(2HRZE), dilanjutkan dengan 2 macam obat sampai
12 bulan (4H3R3).
G.
Jenis
dan dosis OAT Kategori I
Jenis
obat
|
Dosis
yang direkomendasikan (mg/kg)
|
|
Harian
|
3xseminggu
|
|
Isoniazid
(H)
|
5
(4-6)
|
10
(8-12)
|
Rifampicin
(R)
|
10
(8-12)
|
10
(8-12)
|
Pyrazinamide
(Z)
|
25
(20-30)
|
35
(30-40)
|
Ethambutol
|
15
(15-20)
|
30
(20-35)
|
Pengobatan TB ginjal bersifat holistic
yaitu selain pemberian
obat anti tuberkulosis juga penanganan terhadap kelainan ginjal . Apabila
diperlukan tindakan bedah, dapat dilakukan setelah pemberian OAT 4 ± 6 minggu
BAB
III
KONSEP
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Tanggal pengkajian
No. Med. Rec
Diagnose Medis
:TB RENAL
2. Riwayat
kesehatan
a. Riwayat
Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya
Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
b. Aktivitas
dan Istirahat
kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena
kerja, kesulitan tidur pada malam hari
c. Integritas
Ego
Adanya factor, masalah keuangan, rumah, perasaan tidak
berdaya / tidak ada harapan, Integritas Ego, tak ada
kekuatan,Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian.
d. Makanan /
nutrisi
kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,berat
badan dibawah jumlah berat badan ideal, kurus, pucat, Anorexia.
e. Cairan
kelemahan, lemas.
f. Eliminasi
Frekuensi urine,perubahan warna
urine,hematuria, sering berkemih.
g. Nyeri / rasa
ketidaknyaman
nyeri,Malaise,gelisah,meringis,
berhati-hati pada area sakit.
h. Pernafasan
riwayat
tuberculosis pada individu yang terinfeksi,nyeri pada saat bernafas.
i. Keamanan
adanya kondisi penekanan imun,demam
j. Interaksi
Sosial
perasaan
isolasi,menarik diri dari lingkungan social, Kesulitan menentukan
kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam
keluarga.
B. DIAGNOSA KERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar
data dari pasien. Kemungkinan diagnosa keperawatan dari orang dengan TB RENAL
adalah sebagai berikut :
1. Eliminasi
urin
2. Perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
3. nyeri
4. Intoleran
aktivitas berhubungan dengan keletihan,kelemahan.
5. Risiko
ketidakseimbangan suhu tubuh b.d rangsangan pusat pengatur suhu akibat zat
pirogen kuman TBC.
6. Ansietas
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik,
dan rencana tindakan.
C. INTERVENSI
1. Eliminasi urine
Tujuan :
urin
kembali normal dari segi warna dan frekuensi berkemih
Intervensi :
ü perhatikan
pola berkemih dan awasi pengeluaran urine
ü berikan
tindakan berkemih rutin contoh privasi, posisi normal, aliran air pada baskom,
penyiraman air hangat pada perineum.
ü Berikan
perawatan kebersihan parineal dan perawatan kateter ( bila ada )
ü Kaji
karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan dan bau
ü Pemasangan
kateter bila diindikasi
ü Dekopresi
kandung kemih dengan perlahan
ü Periksa
residu volume urine setelah berkemih bila diinginkan.
2. Perubahan nutrisi
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat
terpenuhi setelah diberikan tindakan keperawatan
Intervensi :
ü Kaji dan catat pemasukan makanan
ü Berikan porsi makan sedikit tapi
sering
ü Berikan orang terdekat daftar
makanan yang diizinkan
ü Timbang BB pasien
ü Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemenuhan nutrisi
3. Nyeri
Tujuan
: Mengatasi nyeri
Intervensi :
ü Kaji tingkat nyeri (PQRST).
ü Jelaskan penyebab terjadinya nyeri.
ü Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
ü Kolaborasi pemberian analgetik bila
perlu.
4. Intoleran
aktifitas
Tujuan
dengan criteria hasil :
ü Berkurangnya
keluhan lelah
ü Peningkatan
keterlibatan pada aktifitas social
ü Laporan
perasaan lebih berenergi
Intervensi :
ü Kaji
faktor yang menimbulkan keletihan
ü Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
ü Retensi
produk sampah
ü Depresi
ü Menyediakan
informasi tentang indikasi tingkat keletihan
(Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1454).
(Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1454).
ü Tingkatkan
kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika
keletihan terjadi.
ü Meningkatkan
aktivitas ringan/sedang dan memperbaiki harga diri.
ü Anjurkan
aktivitas alternatif sambil istirahat.
ü Mendorong
latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat
yang adekuat. (Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart,
hal 1454).
5. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh dalam batas
normal.
Intervensi :
ü Kaji tanda-tanda peningkatan suhu
tubuh.
ü Jelaskan bagaimana suhu tubuh dapat
meningkat akibat infeksi.
ü Pertahankan hidrasi adekuat.
ü Kolaborasi pemberian antipiretika bila perlu.
6. Ansietas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.
Tujuan :
Ansietas
berkurang dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang penykit dan pengobatan.
Dengan Kriteria hasil :Mengungkapkan pemahaman tentangkondisi, pemeriksaan
diagnostic dan rencana tindakan,Sedikit melaporkan perasaan gugup atau takut.
Intervensi :
ü Bila
mungkin atur untuk kunjungan dari individu yang mendapat terapi.
ü Indiviodu
yang berhasil dalam koping dapat pengaruh positif untuk membantu pasien yang
baru didiagnosa mempertahankan harapan dan mulai menilai perubahan gaya hidup
yang akan diterima. (Rencana Asuhan Keperawatan vol 1, Barbara Engram hal 159).
ü Berikan
informasi tentang :Sifat gagal ginjal. Jamin pasien memahami bahwa gagal ginjal
kronis adalah tak dapat pulih dan bahwa lama tindakan diperlukan untuk mempertahankan
fungsi tubuh normal.
ü Pemeriksaan
diagnostic termasuk :Tujuan, Diskripsi singkat,Persiapan yang diperlukan
sebelum tes,Hasil tes dan kemaknaan hasil tes.
ü Pasien
sering tidak memahami bahwa dialisa akan diperlukan selamanya bila ginjal tak
dapat pulih. Memberi pasien informasi mendorong partisipasi dalam pengambilan
keputusan dan membantu mengembangkan kepatuhan dan kemandirian maksimum.
(Rencana Asuhan Keperawatan vol 1, Barbara Engram hal 159).
ü Sediakan
waktu untuk pasien dan orng terdekat untuk membicarakan tentang masalah dan
perasaan tentang perubahan gaya hidup yang akan diperlukan untuk memiliki
terapi.
ü Pengekspresian
perasaan membantu mengurangi ansietas. Tindakan untuk TB Renal berdampak pada
seluruh keluarga. (Rencana Asuhan Keperawatan vol 1, Barbara Engram hal 160).
ü Jelaskan
fungsi renal dan konsekuensi TB renal sesuai dengan tingkat pemahaman dan
kesiapan pasien untuk belajar.
ü Pasien
dapat belajar tentang TB renal dan penanganan setelah mereka siap untuk
memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya.
ü Bantu
pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan
akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya.
ü Pasien
dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah akibat penyakit.
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPILAN
Penyakit TB tidak hanya
menyerang paru-paru namun juga dapat menyarang organ lain seperti selaput otak,
selaput jantung, persendian, kulit, usus, ginjal dan saluran kemih.pasien TB
dengan riwayat ginjal bermasalah dapat menimbulkan komplikasi berupa renal
tuberculosis ( tuberculosis ginjal ). Untuk memastikan pasien tb dengan fungsi
ginjal yang abnormal perlu dilakukan pemeriksaan foto thoraks dan perlu
pengobatan dengan dosis yang tepat sesuai dengan fungsi ginjalnya.
B. SARAN
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon
perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit TB Renal menjadi bekal dalam pengaplikasian
dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.
DAFTAR
PUSTAKA
ü Brunner & Suddarth, (2002), Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2 edisi 8, EGC, Jakarta.
ü Doengoes,M.E.,(2000), Dokumentasi
& Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
ü Depkes RI, (2002), Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Anonim, Jakarta.
ü Guyton, A.C.,
(2008), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta.
ü Mansyur,A., (2001), Kapita
Selekta Kedokteran, Media Aeskulapius, Jakarta.
Why casinos are rigged - Hertzaman - The Herald
BalasHapusIn 출장마사지 the UK, casino 토토 games are rigged ventureberg.com/ and there is evidence of fraud, crime or https://septcasino.com/review/merit-casino/ disorder or an individual's involvement. There 바카라 사이트 are also many