Kamis, 14 November 2013

ASKEP TB RENAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
 ginjal merupakan organ terpenting bagi kehidupan manusia . tanpa ginjal kita tidak akan dapat melakukan sekresi urine. banyak orang yang sering melalaikan fungsi kerja organ ini. dengan tidak menjaga kesehatan, pola hidup yang tidak teratur, jarang minum dsb. dari hasil penelitian banyak orang dewasa yang terkena gagal ginjal kronik. oleh karena itu kita dari sekarang harus sadar akan menjaga kesehatan organ kita, terutama ginjal.
TB yang menyerang ginjal dapat disebut TB RENAl. Setelah tuberkulosis paru, saluran ginjal merupakan lokal infeksi yang paling sering, biasanya disebabkan penyebaran hematogen baik dari tuberkulosis paru maupun tulang. Setiap bagian dari saluran ginjal dapat terkena. Sekitar 15% dari individu dengan tuberkulosis paru aktif akan mengalami tuberkulosis ginjal.
B. Rumusan masalah
1.     Apakah yang dimaksud dengan TB Renal?
2.    Bagaimana patofisiologi dari penyakit Tb Renal?
3.    Bagaimana manifestasi klinis TB Rena?
4.    Bagaimana gambaran radiologi TB Renal?
5.    Bagaimana penatalaksanaan dan pengobatan TB renal?
6.    Bagaimana ASKEP dari penyakit TB Renal?
C. Tujuan
1.    Untuk mengetahui definisi TB Renal
2.    Untuk mengetahui patofisiologi TB Renal
3.    Untuk mengetahui manifestasi klinis TB renal
4.    Untuk mengetahui gambaran radilogi TB Renal
5.    Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit TB Rrnal
6.    Untuk mengetahui ASKEP Tb Renal

BAB II
PEMBAHASAN
(KONSEP MEDIS)
A.  DEVINISI TB RENAL
TB yang menyerang ginjal dapat disebut TB RENAl. Setelah tuberkulosis paru, saluran ginjal merupakan lokal infeksi yang paling sering, biasanya disebabkan penyebaran hematogen baik dari tuberkulosis paru maupun tulang. Setiap bagian dari saluran ginjal dapat terkena. Sekitar 15% dari individu dengan tuberkulosis paru aktif akan mengalami tuberkulosis ginjal.
B.  Anatomi fisiologi ginjal
Setiap manusia memiliki saluran kemih yang terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan urine, dan berbagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urine keluar tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak dibagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium, didepan dua iga terakhir, dan tiga otot besar tranversum abdominis, kuadratus tumborum,dan psoas mayor.ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung disebelah posterior dilindungi oleh iga, dianterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. 9 Price, 2005:867-868)
Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 10 gram. Perbedaan panjang dari kutub kekutub kedua ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari 1,5 cm (0,6 inci)
Ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 sampai 12 inci (25 hingga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu-satunya ureter adalah menyalurkan kevesika urinaria.
Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakan simpisis pubis vesika urinaria mempunyai 2 muara: dua dari ureter dan satu menuju uretra. Dua fungsi vesika urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh dan berfungsi  mendorong urine keluar tubuh (dibantu oleh uretra).
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai keluar tubuh. (Price, 2005: 867-869).
Didalam nefron terjadi pembentukan urine yang terdiri dari 3 tahap yaitu, filtrasi glomerulus, reabsorpsitubulus dan sekresi tubulus

C. PATOFISIOLOGI
Pada awalnya, bagian ginjal yang terinfeksi adalah korteks dan medulla renalis. Kerusakan jaringannya bersifat progresif. Infeksi dapat menyebar melalui mukosa ke saluran kemih. Infeksi pada ureter dapat menyebabkan striktur. Striktur akan menyebabkan obstruksi. Suplai darah pada jaringan ginjal dapat terganggu karena kerusakan jaringan oleh gumpalan tuberkel. Terganggunya suplai darah dapat menyebabkan iskemia.
TB ekstra paru dapat menular, tapi penularannya tidak seperti TB paru yang melalui kontak langsung lewat udara yang tercemar bakteri tuberkulosis. TB ekstra paru menular melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan terjadi melalui transfusi darah.
            Tuberkulosis ginjal disebabkan oleh arganisme microbakterium tuberculosis. Organism ini biasanya berjalan dari Paru melalaui aliran Darah ke Ginjal. Mikroorganisme kemudian menjadi dorman di Ginjal selama bertahun-tahun. Proses tuberculosis biasanya dimulai dari Glomelurus dan kemudian menyebar keseluruh nefron menyebabkan duktus renal progresif. Ketika piala ginjal terinfeksi, organism menyebar ke bawah kekandung kemih dan pada pria juga menginfeksi prostat, epididimis dan testis.(brunner dan suddarth) buku KBM.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala tuberculosis renal adalah :
1.    Biasanya disertai Sedikit demam disore hari
2.    Kehilangan berat badan
3.    Keringat malam
4.    Nafsu makan hilang
5.    Malaise umum
6.    Anorexia
7.    Pasien juga dapat mengalami hematuria.
8.    Piuria
9.    Nyeri
10. Disuria
11. Sering berkemih

E.  GAMBARAN RADIOLOGI
Pemeriksaan film dada harus dilakukan untuk menyingkirkan tuberkulosis paru. Film polos abdomen dapat memperlihatkan kalsifikasi ginjal, vesika seminalis, atau vas deferens. Kalsifikasi terlihat sebagai intensitas yang bervariasi dengan kisaran dari beberapa bintik-bintik kecil hingga daerah-daerah yang sangat padat pada kasus-kasus lanjut.Disorganisasi ginjal yang besar dapat menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
Pada PVI, pada Ginjal dapat ditemukan deformitas pada calyces, striktur, pembentukan kavitas yang ireguler, dan jaringan parut pada parenkim ginjal.
Gb. Lobar calcification  Pada  kerusakan yang luas pada ginjal kanan akibat tuberkulosis ginjal

Gb. Kiri : Tuberkulosis ginjal yang menunjukkan kalsifikasi yang kasar Kanan :menunjukkan dilatasi calyces dan ureter akibat striktur ureter

F.  PENATALAKSANAAN
Tujuan penanganan adalah untuk membunuh organisme pengganggu. Kombinasi ethambutol, isoniazit dan rifampin digunakan untuk memperlambat munculnya organism resisten. Kemoterapi jangka pendek ( 4 bulan ) terbukti efektif dalam mebunuh organisme dari penetrasi kejaringan renal.
ü  Terapi
Tuberkulosis ginjal merupakan tuberkulosis ekstra paru kategori berat, maka penatalaksanaan OAT  termasuk dalam kategori I yaitu minimal 4 macam obat pada 2 bulan pertama(2HRZE), dilanjutkan dengan 2 macam obat sampai 12 bulan (4H3R3).




G.   Jenis dan dosis OAT Kategori I
Jenis obat
Dosis yang direkomendasikan (mg/kg)
Harian
3xseminggu
Isoniazid (H)
5
(4-6)
10
(8-12)
Rifampicin (R)
10
(8-12)
10
(8-12)
Pyrazinamide (Z)
25
(20-30)
35
(30-40)
Ethambutol
15
(15-20)
30
(20-35)

Pengobatan TB ginjal bersifat holistic  yaitu  selain  pemberian obat anti tuberkulosis juga penanganan terhadap kelainan ginjal . Apabila diperlukan tindakan bedah, dapat dilakukan setelah pemberian OAT 4 ± 6 minggu














BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A.  Pengkajian
1.  Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Tanggal pengkajian
No. Med. Rec
Diagnose Medis                :TB RENAL

2.  Riwayat kesehatan

a.  Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya
Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
b.  Aktivitas dan Istirahat
kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena kerja, kesulitan tidur pada malam hari
c.   Integritas Ego
Adanya factor, masalah keuangan, rumah, perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan, Integritas Ego, tak ada kekuatan,Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.

d.  Makanan / nutrisi
kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,berat badan dibawah jumlah berat badan ideal, kurus, pucat, Anorexia.
e.  Cairan
kelemahan, lemas.
f.    Eliminasi
Frekuensi urine,perubahan warna urine,hematuria, sering berkemih.
g.  Nyeri / rasa ketidaknyaman
nyeri,Malaise,gelisah,meringis, berhati-hati pada area sakit.
h.  Pernafasan
riwayat tuberculosis pada individu yang terinfeksi,nyeri pada saat bernafas.
i.    Keamanan
adanya kondisi penekanan imun,demam
j.    Interaksi Sosial
perasaan isolasi,menarik diri dari lingkungan social, Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

B. DIAGNOSA KERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan diagnosa keperawatan dari orang dengan TB RENAL adalah sebagai berikut :
1.       Eliminasi urin
2.       Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
3.       nyeri
4.       Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan,kelemahan.
5.       Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d rangsangan pusat pengatur suhu akibat zat pirogen kuman TBC.
6.       Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.

C. INTERVENSI
1.    Eliminasi urine
Tujuan :
urin kembali normal dari segi warna dan frekuensi berkemih
Intervensi :
ü  perhatikan pola berkemih dan awasi pengeluaran urine
ü  berikan tindakan berkemih rutin contoh privasi, posisi normal, aliran air pada baskom, penyiraman air hangat pada perineum.
ü  Berikan perawatan kebersihan parineal dan perawatan kateter ( bila ada )
ü  Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan dan bau
ü  Pemasangan kateter bila diindikasi
ü  Dekopresi kandung kemih dengan perlahan
ü  Periksa residu volume urine setelah berkemih bila diinginkan.

2.    Perubahan nutrisi
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi setelah diberikan tindakan keperawatan
Intervensi :
ü  Kaji dan catat pemasukan makanan
ü  Berikan porsi makan sedikit tapi sering
ü  Berikan orang terdekat daftar makanan yang diizinkan
ü  Timbang BB pasien
ü  Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemenuhan nutrisi

3.    Nyeri
Tujuan : Mengatasi nyeri
Intervensi :
ü Kaji tingkat nyeri (PQRST).
ü Jelaskan penyebab terjadinya nyeri.
ü Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
ü Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.

4.    Intoleran aktifitas
Tujuan dengan criteria hasil :
ü Berkurangnya keluhan lelah
ü Peningkatan keterlibatan pada aktifitas social
ü Laporan perasaan lebih berenergi
Intervensi :
ü Kaji faktor yang menimbulkan keletihan
ü Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
ü Retensi produk sampah
ü Depresi
ü Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan
(Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1454).
ü Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi.
ü Meningkatkan aktivitas ringan/sedang dan memperbaiki harga diri.
ü Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat.
ü Mendorong latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat. (Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1454).

5.    Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Intervensi :
ü Kaji tanda-tanda peningkatan suhu tubuh.
ü Jelaskan bagaimana suhu tubuh dapat meningkat akibat infeksi.
ü  Pertahankan hidrasi adekuat.
ü  Kolaborasi pemberian antipiretika bila perlu.

6.    Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.
Tujuan :
Ansietas berkurang dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang penykit dan pengobatan. Dengan Kriteria hasil :Mengungkapkan pemahaman tentangkondisi, pemeriksaan diagnostic dan rencana tindakan,Sedikit melaporkan perasaan gugup atau takut.
Intervensi :
ü Bila mungkin atur untuk kunjungan dari individu yang mendapat terapi.
ü Indiviodu yang berhasil dalam koping dapat pengaruh positif untuk membantu pasien yang baru didiagnosa mempertahankan harapan dan mulai menilai perubahan gaya hidup yang akan diterima. (Rencana Asuhan Keperawatan vol 1, Barbara Engram hal 159).
ü Berikan informasi tentang :Sifat gagal ginjal. Jamin pasien memahami bahwa gagal ginjal kronis adalah tak dapat pulih dan bahwa lama tindakan diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal.
ü Pemeriksaan diagnostic termasuk :Tujuan, Diskripsi singkat,Persiapan yang diperlukan sebelum tes,Hasil tes dan kemaknaan hasil tes.
ü Pasien sering tidak memahami bahwa dialisa akan diperlukan selamanya bila ginjal tak dapat pulih. Memberi pasien informasi mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan dan membantu mengembangkan kepatuhan dan kemandirian maksimum. (Rencana Asuhan Keperawatan vol 1, Barbara Engram hal 159).
ü Sediakan waktu untuk pasien dan orng terdekat untuk membicarakan tentang masalah dan perasaan tentang perubahan gaya hidup yang akan diperlukan untuk memiliki terapi.
ü Pengekspresian perasaan membantu mengurangi ansietas. Tindakan untuk TB Renal berdampak pada seluruh keluarga. (Rencana Asuhan Keperawatan vol 1, Barbara Engram hal 160).
ü Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi TB renal sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar.
ü Pasien dapat belajar tentang TB renal dan penanganan setelah mereka siap untuk memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya.
ü Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya.
ü Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah akibat penyakit.






















BAB IV
PENUTUP
A.  KESIMPILAN
Penyakit TB tidak hanya menyerang paru-paru namun juga dapat menyarang organ lain seperti selaput otak, selaput jantung, persendian, kulit, usus, ginjal dan saluran kemih.pasien TB dengan riwayat ginjal bermasalah dapat menimbulkan komplikasi berupa renal tuberculosis ( tuberculosis ginjal ). Untuk memastikan pasien tb dengan fungsi ginjal yang abnormal perlu dilakukan pemeriksaan foto thoraks dan perlu pengobatan dengan dosis yang tepat sesuai dengan fungsi ginjalnya.

B. SARAN
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon  perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit TB Renal menjadi bekal dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.
















DAFTAR PUSTAKA

ü  Brunner & Suddarth, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2 edisi 8, EGC, Jakarta.
ü  Doengoes,M.E.,(2000), Dokumentasi & Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
ü  Depkes RI, (2002), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Anonim, Jakarta.
ü  Guyton, A.C., (2008), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta.
ü  Mansyur,A., (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Media Aeskulapius, Jakarta.





1 komentar:

  1. Why casinos are rigged - Hertzaman - The Herald
    In 출장마사지 the UK, casino 토토 games are rigged ventureberg.com/ and there is evidence of fraud, crime or https://septcasino.com/review/merit-casino/ disorder or an individual's involvement. There 바카라 사이트 are also many

    BalasHapus